MANUSIA
Manusia atau orang dapat diartikan
berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara
campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens
(Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata
dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras
lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan
bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan
teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok,
dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan
jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir
entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan
laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan
perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari
janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan
(orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang
lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung;
tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ,
warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga
dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman;
musuh) dan lain sebagainya.
Tokoh adalah istilah untuk orang yang tenar, misalnya 'tokoh
politik', 'tokoh yang tampil dalam film', 'tokoh yang menerima penghargaan' dan
lain-lain.
Ciri-ciri Fisik
Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu
dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga
diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke
kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid
dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo
Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai
satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia
menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan adanya
kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk
memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm
(64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175
cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata
rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat,
dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor
lingkungan dan kebudayaan juga dapat memengaruhinya, seperti gizi makanan.
Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan,
dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24
inci) tingginya. Tak berdaya saat kelahiran, mereka terus bertumbuh selama
beberapa tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15
tahun. Anak laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah
ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.
Sebuah kerangka manusia.
Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih
kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang
terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan orang yang
bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar matahari. (Namun,
hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang
yang berasal dari daerah terik, dan kurang terik; dan orang-orang tersebut
dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata,
wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada pria.
Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80
tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di
dunia diperkirakan berjumlah [1] sekitar 50,000 pada tahun 2003. Rentang hidup
maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.
Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap
eksis, dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya
intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik.
Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini
sebagian besar disebabkan karena manusia mampu memproduksi lemak tubuh lebih
banyak daripada keluarga primata lain. Karena manusia merupakan bipedal semata
(hanya wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul, dan tulang
punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam bergerak
pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan melahirkan anak
yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum). Sebelum
abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan
masih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah yang tak berkembang di
dunia saat ini.
Ciri-ciri Mental
Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam
kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-lumba dapat
saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya
hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa
otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki
yang kedua terbesar; hiu memiliki yang terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki
yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab
massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu),
perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari
intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38)
Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin,
merupakan salah satu hal yang jarang ditemui dalam kerajaan hewan. Manusia
adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan
diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan
bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang
hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali
bayangannya di cermin.
Pengenalan pola (mengenali susunan gambar, dan warna serta
meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia mempunyai mental yang
baik.
Kemampuan mental manusia, dan kepandaiannya, membuat mereka,
menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki
perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme
lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan.
Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya
sebagai sumber kebahagiaan.
Lihat pula Berpikir, IQ, Ingatan, Penemuan, IPA, Filsafat,
Pengetahuan, Pendidikan, Kesadaran
Habitat
Pandangan konvensional dari evolusi manusia menyatakan bahwa
manusia berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi
manusia). Teknologi yang disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan
manusia untuk mendiami semua benua dan beradaptasi dengan semua iklim. Dalam
beberapa dasawarsa terakhir, manusia telah dapat mendiami sementara benua
Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman
jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu yang hemat.
Manusia, dengan populasi kurang lebih enam miliar jiwa, adalah salah satu dari
mamalia terbanyak di dunia.
Sebagian besar manusia (61%) berkediaman di daerah Asia.
Mayoritas sisanya berada di Amerika (14%), Afrika (13%) dan Eropa (12%), dengan
hanya 0.3% di Australia.
Gaya hidup asli manusia adalah pemburu, dan pengumpul, yang
diadaptasikan ke sabana, adegan yang disarankan dalam evolusi manusia. Gaya
hidup manusia lainnya adalah nomadisme (berpindah tempat; kadang-kadang
dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang dimungkinkan
oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik untuk
memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti pertanian,
pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan tambahan untuk hal-hal
tersebut, seperti pengangkutan dan produksi barang.
Perkampungan manusia menetap bergantung pada kedekatannya
dengan sumber air dan, bergantung pada gaya hidup, sumber daya alam lainnya
seperti lahan subur untuk menanam hasil panen, dan menggembalakan ternak atau,
sesuai dengan musim tersedianya mangsa/makanan. Dengan datangnya infrastruktur
perdagangan, dan pengangkutan skala besar, kedekatan lokasi dengan sumber daya
tersebut telah menjadi tak terlalu penting, dan di banyak tempat faktor ini tak
lagi merupakan daya pendorong bertambah atau berkurangnya populasi.
Habitat manusia dalam sistem ekologi tertutup di lingkungan
yang tidak akrab dengannya (Antartika, angkasa luar) sangatlah mahal, dan
umumnya mereka tak dapat tinggal lama, dan hanya untuk tujuan ilmiah, militer,
atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan
maksimal tiga belas manusia di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini adalah
akibat langsung dari kerentanan manusia terhadap radiasi ionisasi. Sebelum
penerbangan angkasa Yuri Gagarin tahun 1961, semua manusia 'terkurung' di Bumi.
Di antara tahun 1969 dan 1974, telah ada dua manusia sekaligus yang
menghabiskan waktu singkatnya di Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada benda
angkasa lain telah dikunjungi manusia. Sampai tahun 2004, telah ada banyak
keberadaan manusia di ruang angkasa berkelanjutan sejak peluncuran kru perdana
untuk meninggali Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada 31 Oktober 2000.
Populasi
Dalam kurun waktu 200 tahun dari 1800 sampai 2000, populasi
dunia telah bertambah pesat dari satu hingga enam milyar. Diperkirakan mencapai
puncaknya kira-kira sepuluh miliar selama abad ke-21. Sampai 2004, sebuah
minoritas yang cukup besar — sekitar 2.5 dari jumlah 6.3 miliar jiwa — tinggal
di sekeliling daerah perkotaan. Urbanisasi diperkirakan akan melonjak drastis
selama abad ke-21. Polusi, kriminal dan kemiskinan hanyalah beberapa contoh
dari masalah yang dihadapi oleh manusia yang tinggal di kota dan pemukiman
pinggiran kota.
Asal Mula
Artikel utama: Evolusi manusia
Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup
adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah orang utan.
Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan
populasi nenek moyang dengan hewan ini, dan tidak diturunkan langsung dari
mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara
manusia, dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang
dari 5% [2]. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari
simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu.
Namun, laporan berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta
tahun sudah menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan
kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.
Berikut beberapa gejala penting dalam evolusi manusia:
perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya
sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak
simpanse, dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa
alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada
bertambahnya kecerdasan.
pengurangan gigi taring.
penggerak bipedal (dua kaki)
perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan
bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).
Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa
mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi
sosial, dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan
yang berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.
Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia
diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia, dan
untuk melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan
ini, nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup
sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari
100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun
lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya
30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun
lalu (lihat Perpindahan manusia).
Macam-macam kelompok agama telah menyatakan keberatan atas
teori evolusi umat manusia dari sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid
lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan pendapat, percekcokan, dan
kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dan desain kepandaian untuk
melihat pola pikir yang berlawanan.
Kerohanian dan Agama
Bagi kebanyakan manusia, kerohanian, dan agama memainkan
peran utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, manusia tersebut
dianggap sebagai "orang manusia" terdiri dari sebuah tubuh, pikiran,
dan juga sebuah roh atau jiwa yang kadang memiliki arti lebih daripada tubuh
itu sendiri, dan bahkan kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa
(bukan otak ragawi) adalah letak sebenarnya dari kesadaran (meski tak ada
perdebatan bahwa otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan
jiwa manusia tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh
sebagian orang, dan ditolak oleh lainnya. Juga, yang menjadi perdebatan di
antara organisasi agama adalah mengenai benar/tidaknya hewan memiliki jiwa;
beberapa percaya mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa
semata-mata hanya milik manusia, serta ada juga yang percaya akan jiwa kelompok
yang diadakan oleh komunitas hewani, dan bukanlah individu. Bagian ini akan
merincikan bagaimana manusia diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa
cara bagaimana definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama.
Animisme
Animisme adalah kepercayaan bahwa obyek, dan gagasan termasuk
hewan, perkakas, dan fenomena alam mempunyai atau merupakan ekspresi roh hidup.
Dalam beberapa pandangan dunia animisme yang ditemukan di kebudayaan pemburu,
dan pengumpul, manusia sering dianggap (secara kasarnya) sama dengan hewan,
tumbuhan, dan kekuatan alam. Sehingga, secara moral merupakan kewajiban untuk
memperlakukan benda-benda tersebut secara hormat. Dalam pandangan dunia ini,
manusia dianggap sebagai penghuni, atau bagian, dari alam, bukan sebagai yang
lebih unggul atau yang terpisah darinya. Dalam kemasyarakatan ini, ritual /
upacara agama dianggap penting untuk kelangsungan hidup, karena dapat
memenangkan kemurahan hati roh-roh sumber makanan tertentu, roh tempat
bermukim, dan kesuburan serta menangkis roh berhati dengki. Dalam ajaran
animisme yang berkembang, seperti Shinto, ada sebuah makna yang lebih mendalam
bahwa manusia adalah sebuah tokoh istimewa yang memisahkan mereka dari segenap
benda, dan hewan, sementara masih pula menyisakan pentingnya ritual untuk
menjamin keberuntungan, panen yang memuaskan, dan sebagainya.
Kebanyakan sistem kepercayaan animisme memegang erat konsep
roh abadi setelah kematian fisik. Dalam beberapa sistem, roh tersebut dipercaya
telah beralih ke suatu dunia yang penuh dengan kesenangan, dengan panen yang
terus-menerus berkelimpahan atau bahkan permainan yang berlebih-lebih.
Sementara di sistem lain (misal: agama Nawajo), roh tinggal di bumi sebagai
hantu, seringkali yang berwatak buruk. Kemudian tersisa sistem lain yang
menyatukan kedua unsur ini, mempercaya bahwa roh tersebut harus berjalan ke
suatu dunia roh tanpa tersesat, dan menggeluyur sebagai hantu. Upacara
pemakaman, berkabung dan penyembahan nenek moyang diselenggarakan oleh sanak
yang masih hidup, keturunannya, sering dianggap perlu untuk keberhasilan
penyelesaian perjalanan tersebut.
Ritual dalam kebudayaan animisme sering dipentaskan oleh
dukun atau imam (cenayang), yang biasanya tampak kesurupan tenaga roh, lebih
dari atau di luar pengalaman manusia biasa.
Pemraktekan tradisi penyusutan kepala sebagaimana ditemukan
di beberapa kebudayaan, berasal dari sebuah kepercayaan animisme bahwa seorang
musuh perang, jika rohnya tak terperangkap di kepala, dapat meloloskan diri
dari tubuhnya dan, setelah roh itu berpindah ke tubuh lain, mengambil bentuk
hewan pemangsa, dan pembalasan setimpal.
Mistikme
Barangkali merupakan praktik kerohanian, dan pengalaman,
tetapi tidak harus bercampur dengan theisme atau lembaga agama lain yang ada di
berbagai masyarakat. Pada dasarnya gerakan mistik termasuk Vedanta, Yoga,
Buddhisme awal (lihat pula Kerajaan manusia), tradisi memuja Eleusis, perintah
mistik Kristiani, dan pengkhotbah seperti Meister Eckhart, dan keislaman
Sufisme. Mereka memusatkan pada pengalaman tak terlukiskan, dan kesatuan dengan
supranatural (lihat pencerahan, kekekalan). Dalam mistikme monotheis,
pengalaman mistik memfokuskan kesatuan dengan Tuhan.
Politheisme
Konsep dewa sebagai makhluk yang sangat kuat kepandaiannya
atau supernatural, kebanyakan dikhayalkan sebagai anthropomorfik atau
zoomorfik, yang ingin disembah atau ditentramkan oleh manusia, dan ada sejak
permulaan sejarah, dan kemungkinan digambarkan pada kesenian Zaman Batu pula.
Dalam masa sejarah, tatacara pengorbanan berevolusi menjadi adat agama berhala
dipimpin oleh kependetaan (misal: agama Vedik, (pemraktekan kependetaan
berkelanjutan dalam Hinduisme, yang namun telah mengembangkan teologi
monotheis, seperti penyembahan berhala theisme monistik, Mesir, Yunani, Romawi
dan Jerman). Dalam agama tersebut, manusia umumnya diciri-cirikan dengan
kerendahan mutunya kepada dewa-dewa, kadang-kadang dicerminkan dalam masyarakat
berhirarki diperintah yang oleh dinasti-dinasti yang menyatakan keturunan sifat
ketuhanan/kedewaan. Dalam agama yang mempercayai reinkarnasi, terutama
Hinduisme, tak ada batasan yang kedap di antara hewan, manusia, dan dewa,
karena jiwa dapat berpindah di seputar spesies yang berbeda tanpa kehilangan
identitasnya.
Monotheisme
Gagasan dari suatu Tuhan tunggal yang menggabungkan, dan
melampaui semua dewa-dewa kecil tampak berdiri sendiri dalam beberapa
kebudayaan, kemungkinan terwujud pertama kali dalam bida’ah / klenik Akhenaten
(lebih dikenal sebagai Henotheisme, tahap umum dalam kemunculan Monotheisme).
Konsep dari kebaikan, dan kejahatan dalam sebuah pengertian moral timbul
sebagai sebuah konsekuensi Tuhan tunggal sebagai otoritas mutlak.
Dalam agama Yahudi, Tuhan adalah pusat dalam pemilihan orang
Yahudi sebagai rakyat, dan dalam Kitab Suci Yahudi, takdir komunitas, dan
hubungannya dengan Tuhan mempunyai hak istimewa yang jelas (harus diutamakan)
di atas takdir individu.
Kekristenan bertumbuh keluar dari agama Yahudi dengan
menekankan takdir individual, khususnya setelah kematian, dan campur tangan
pribadi Tuhan dengan adanya inkarnasi, yaitu dengan menjadi manusia selama
sementara.
Islam, walaupun menolak kepercayaan kristiani untuk
Tritunggal dan inkarnasi ketuhanan, islam dalam melihat manusia sebagai
Khalifah (Pemimpin) dari segala makhluk Tuhan yang memiliki keutamaan dari
segala makhluk, dan satu-satunya makhluk yang memiliki Akal, dan nafsu. Julukan
yang diberikan kepada manusia dalam Islam adalah Bani Adam.
Dalam semua agama Abraham, manusia adalah penguasa, atau
pengurus, di atas seluruh muka Bumi, dan semua makhluk lain, dan memiliki moral
hati nurani yang unik. Hinduisme, juga belakangan mengembangkan teologi
monotheis seperti theisme monistik, yang berbeda dari pikiran Barat mengenai
monotheis.
Agama monotheistik mempunyai kemiripan dalam kepercayaan
bahwa umat manusia diciptakan oleh Tuhan, diikat oleh kewajiban kasih sayang,
dan dirawat oleh pemeliharaan baik kaum / pihak ayah.
Sang Individu
Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi
manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka, dan dengan
masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status
sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak,
remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi
diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu.
Hati dan kesadaran
Pengalaman subyektif dari seorang individu berpusat di
sekitar kesadarannya, kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya
persepsi eksistensinya sendiri, dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memberikan
naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa kehendak
bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan, dibatasi atau dilenyapkan oleh
penentuan takdir atau sosial atau biologis. Hati manusia diperluas ke luar
kesadaran, mencakup total aspek mental, dan emosional individu. Ilmu pengetahuan
psikologi mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak
sadar). Praktek psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud mencoba
menyingkap bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun diri manusia menjadi
Ego, Superego, dan Id. Carl Gustav Jung memperkenalkan pemikiran alam bawah
sadar kolektif / bersama, dan sebuah proses pengindividuan, menuangkan
keragu-raguan untuk ketepatan pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.
Emosi
Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar
memengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti
cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti
kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.
Seksualitas
Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi,
mempunyai fungsi sosial penting, membuat ikatan / pertalian, dan hirarki di
antara individu. Hasrat seksual dialami sebagai sebuah dorongan / keinginan
badani, sering disertai dengan emosi kuat positif (seperti cinta atau luapan
kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau kebencian).
Tubuh
penampilan fisik tubuh manusia adalah pusat kebudayaan dan
kesenian. Dalam setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah tubuhnya,
dengan tato, kosmetik, pakaian, perhiasan atau ornamen serupa. Model rambut
juga mempunyai pengertian kebudayaan penting. Kecantikan atau keburukan rupa
adalah kesan kuat subyektif dari penampilan seseorang.
Kebutuhan individu terhadap makanan dan minuman teratur
secara jelas tercermin dalam kebudayaan manusia (lihat pula ilmu makanan).
Kegagalan mendapatkan makanan secara teratur akan berakibat rasa lapar dan pada
akhirnya kelaparan (lihat juga malnutrisi).
Rata-rata waktu tidur (dengan nilai minimal) adalah 8 jam per
hari untuk dewasa, dan 10 jam untuk anak-anak. Orang yang lebih tua biasanya
tidur selama 6 jam. Sudah umum, namun, dalam masyarakat modern bagi orang-orang
untuk mendapat waktu tidur kurang dari yang mereka butuhkan.
Tubuh manusia diancam proses penuaan dan penyakit. Ilmu
pengobatan adalah ilmu pengetahuan yang menelusuri metode penjagaan kesehatan
tubuh.
Kelahiran dan kematian
Kehidupan subyektif individu berawal pada kelahirannya, atau
dalam fase kehamilan terdahulu, selama janin berkembang di dalam tubuh ibu.
Kemudian kehidupan berakhir dengan kematian individu. Kelahiran, dan kematian
sebagai peristiwa luar biasa yang membatasi kehidupan manusia, dapat mempunyai
pengaruh hebat terhadap individu tersebut. Kesulitan selama melahirkan dapat
berakibat trauma dan kemungkinan kematian dapat menyebabkan rasa keberatan (tak
mudah) atau ketakutan (lihat pula pengalaman hampir meninggal). Upacara
penguburan adalah ciri-ciri umum masyarakat manusia, sering diinspirasikan oleh
kepercayaan akan adanya kehidupan setelah kematian. Adat kebiasaan warisan atau
penyembahan nenek moyang dapat memperluas kehadiran sang individu di luar
rentang usia fisiknya. (lihat kekekalan).
Masyarakat
Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok
berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi
pengumpulan makanan, dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa, dan
kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan
hidup individu atau kelompok, dan untuk pengabadian, dan perkembangan
teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan, dan
dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi
manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk, dan beradaptasi ke
kelompok baru.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan interaksi
antar manusia.
Bahasa
Kecakapan berpidato adalah sebuah unsur pendefinisian umat
manusia, mungkin mendahului pemisahan populasi modern filogenetik (lihat Asal
usul bahasa). Bahasa adalah pusat dari komunikasi antar manusia. Kata Yahudi
untuk "binatang" (behemah) berarti "bisu", menggambarkan
manusia sebagai "binatang berbicara" (kepandaian bercakap hewani).
Bahasa adalah pusat dari sentuhan identitas ‘khas’ berbagai kebudayaan atau
kesukuan dan sering diceritakan mempunyai status atau kekuatan supernatural
(lihat Sihir / Gaib, Mantra, Vac). Penemuan sistem penulisan sekitar 5000 tahun
lalu, yang memungkinkan pengabadian ucapan, merupakan langkah utama dalam
evolusi kebudayaan. Ilmu pengetahuan Linguistik (ilmu bahasa) menjelaskan
susunan bahasa, dan keterkaitan antara bahasa-bahasa berbeda. Diperkirakan ada
6000 bahasa yang diucapkan manusia saat ini. Manusia yang kekurangan kemampuan
berkomunikasi melalui ucapan, umumnya bercakap-cakap menggunakan Bahasa
Isyarat.
Agama
Dalam setiap kebudayaan manusia, kerohanian dan ritual
mendapat ekspresi dalam bentuk tertentu. Elemen-elemen ini dapat menggabungkan
secara penting pengalaman pribadi dengan pengalaman penyatuan, dan komunal,
seringkali membangkitkan emosi yang sangat kuat, dan bahkan luapan kegembiraan.
Kekuatan pengikat yang kuat dari pengalaman tertentu dapat kadang-kadang
menimbulkan kefanatikan atau agresi kepada manusia lain yang tidak termasuk
dalam kelompok agamanya, berakibat perpecahan atau bahkan perang. Teokrasi
adalah masyarakat yang dibentuk secara dominan oleh agama, diperintah oleh
pemimpin suci atau oleh seorang pemuka agama. Agama dapat pula berperilaku
sebagai alat penyaluran, dan pengaruh dari norma budaya dunia, dan tingkah laku
yang wajar dilakukan manusia.
Keluarga dan teman
sepergaulan
Individu manusia dibiasakan untuk bertumbuh menjadi seorang
pelengkap yang berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil, umumnya termasuk
keluarga biologis terdekatnya, ibu, ayah dan saudara kandung.
Sebagai seorang pelengkap berjiwa kuat yang serupa dapat
dikelirukan dengan suatu kelompok kecil yang sama, yaitu teman sepergaulan
sebaya sang individu, umumnya berukuran antara sepuluh hingga dua puluh
individu, kemungkinan berkaitan dengan ukuran optimal untuk gerombolan pemburu.
Dinamika kelompok dan tekanan dari teman dapat memengaruhi tingkah laku
anggotanya.
Seorang individu akan mengembangkan perasaan kesetiaan yang
kuat kepada kelompok tertentu. Kelakuan manusia yang wajar termasuk seringnya
hubungan sosial, dinyatakan dalam obrolan / percakapan, dansa, menyanyi atau
cerita (dikenal dengan curhat).
Suku, bangsa dan negara
bagian
Kelompok manusia yang lebih besar dapat disatukan dengan
gagasan kesamaan nenek moyang (suku, etnis) atau kesamaan fokus budaya atau
materi (bangsa atau negara bagian), sering dibagi lebih lanjut menurut struktur
kelas sosial dan hirarki. Sebuah suku dapat terdiri dari beberapa ratus
individu, sementara negara bagian modern terbesar berisi lebih dari semilyar.
Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok besar disebut peperangan.
Kesetiaan / pengabdian untuk kelompok yang besar seperti ini disebut
nasionalisme atau patriotisme. Dalam keekstriman, perasaan pengabdian terhadap
sebuah lembaga atau kewenangan dapat mencapai keekstriman pathologi, yang
berakibat hysteria massa (gangguan syaraf) atau fasisme.
Antropologi budaya menjelaskan masyarakat manusia yang
berbeda-beda, dan sejarah mencatat interaksi mereka berikut kesuksesan yang
dialami. Organisasi, dan pemerintahan bentuk modern dijelaskan oleh Ilmu
Politik dan Ekonomi.
Kebudayaan dan peradaban
Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai
tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan
berlembaga, agama, iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal di dunia
ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu
(Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia, dan ekspresi seni mendahului
peradaban, dan dapat dilacak sampai ke palaeolithik (lukisan goa, arca Venus,
tembikar / pecah belah dari tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan transisi
dari masyarakat pemburu dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan menetap
sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan menjadi bagian penting dari kebudayaan
manusia (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam masa sejarah ilmu pengetahuan
dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat (lihat Sejarah iptek).
Renungan diri
Umat manusia selalu mempunyai perhatian yang hebat akan
dirinya sendiri. Kecakapan manusia untuk mengintrospeksi diri, keinginan
individu untuk menjelajahi lebih mengenai intisari diri mereka, tanpa
terkecuali menghasilkan berbagai penyelidikan mengenai kondisi manusia merupakan
pokok jenis manusia secara keseluruhan. Renungan diri adalah dasar dari
filsafat dan telah ada sejak awal pencatatan sejarah. Artikel ini misalnya,
karena ditulis oleh manusia, dengan sendirinya tak dapat luput dari contoh
refleksi diri.
Manusia kerap menganggap dirinya sebagai spesies dominan di
Bumi, dan yang paling maju dalam kepandaian, dan kemampuannya mengelola
lingkungan. Kepercayaan ini khususnya sangat kuat dalam kebudayaan Barat, dan
berasal dari bagian dalam cerita penciptaan di Alkitab yang mana Adam secara
khusus diberikan kekuasaan atas Bumi, dan semua makhluk. Berdampingan dengan
anggapan kekuasaan manusia, kita sering menganggap ini agak radikal karena
kelemahan, dan singkatnya kehidupan manusia (Dalam Kitab Suci Yahudi, misalnya,
kekuasaan manusia dijanjikan dalam Kejadian 1:28, tetapi pengarang kitab
Pengkhotbah meratapi kesia-siaan semua usaha manusia).
Ahli filsafat Yahudi, Protagoras telah membuat pernyataan
terkenal bahwa "Manusia adalah ukuran dari segalanya; apa yang benar,
benarlah itu; apa yang tidak, tidaklah itu". Aristotle mendeskripsikan
manusia sebagai "hewan komunal" (ζωον πολιτικον), yaitu menekankan
pembangunan masyarakat sebagai pusat pembawaan alam manusia, dan "hewan
dengan sapien" (ζωον λογον εχων, dasar rasionil hewan), istilah yang juga
menginspirasikan taksonomi spesies, Homo sapiens.
Pandangan dunia dominan pada abad pertengahan Eropa berupa
keberadaan manusia yang diciri-cirikan oleh dosa, dan tujuan hidupnya adalah
untuk mempersiapkan diri terhadap pengadilan akhir setelah kematian. Pencerahan
/ pewahyuan digerakkan oleh keyakinan baru, bahwa, dalam perkataan Immanuel
Kant, "Manusia dibedakan di atas semua hewan dengan kesadaran-dirinya,
yang mana ia adalah 'hewan rasionil'". Pada awal abad ke-20, Sigmund Freud
melancarkan serangan serius kepada positivisme mendalilkan bahwa kelakuan
manusia mengarah kepada suatu bagian besar yang dikendalikan oleh pikiran bawah
sadar.
Dari titik pandang ilmiah, Homo sapiens memang berada di
antara spesies yang paling tersama-ratakan di Bumi, dan hanya ada sejumlah
kecil spesies tunggal yang menduduki lingkungan beraneka-ragam sebanyak
manusia. Rupa-rupa usaha telah dibuat untuk mengidentifikasikan sebuah
ciri-ciri kelakuan tunggal yang membedakan manusia dari semua hewan lain, misal:
Kemampuan untuk membuat, dan mempergunakan perkakas, kemampuan untuk mengubah
lingkungan, bahasa, dan perkembangan struktur sosial majemuk. Beberapa ahli
antropologi berpikiran bahwa ciri-ciri yang siap diamati ini
(pembuatan-perkakas, dan bahasa) didasarkan pada kurang mudahnya mengamati
proses mental yang kemungkinan unik di antara manusia: kemampuan berpikir
secara simbolik, dalam hal abstrak atau secara logika. Adalah susah, namun,
untuk tiba pada suatu kelompok atribut yang termasuk semua manusia, dan hanya
manusia, dan harapan untuk menemukan ciri-ciri unik manusia yang adalah masalah
dari renungan-diri manusia lebih daripada suatu masalah zoologi.
Sumber: wikipedia.org
0 komentar:
Posting Komentar