Jumat, 30 Desember 2016

COBALAH MELIHAT PADA SISI YANG TAK TERLIHAT ”KEHIDUPAN”



Terkadang dalam hidup kita sering mendapatkan cobaan baik besar maupun kecil. Pada setiap diri kita memiliki cerita dan dosa yang berbeda pula, dan terkadang kebaikan yang kita lakukanpun akan terlihat bodoh, hina dan kita hidup seperti terasingkan. Mungkin dalam hati kecil kita pernah menanyakan ‘kebenaran’ tentang ilmu yang tuhan turunkan sebagai pedoman hidup kita.

RASULULLAH SAW BERSABDA,  “… TIDAKLAH AKU TINGGAL DI DUNIA MELAINKAN SEPERTI MUSYAFIR YANG BERTEDUH DIBAWAH POHON DAN BERISTIRAHAT LALU MUSYAFIR TERSEBUT PERGI MENINGGALKANNYA.  “[HR TIRMIDZI]

Al Qur’an menjelaskan bahwa kehidupan kini bukanlah akan berlalu tanpa akibat tetapi berlangsung dengan catatan atas semua gerak zahir dan batin yang menentukan nilai setiap individu untuk kehidupan konkrit nantinya dialam akhirat, dimana kehidupan terpisah antara yang beriman dan yang kafir untuk selamanya.

Dan berlombalah kepada keampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya sama dengan luas planet-planet dan Bumi ini, dijanjikan untuk para muttaqien. (QS 3/133) Sungguh kami ciptakan manusia itu pada perwujudan yang lebih baik. Kemudian kami tempatkan dia kepada kerendahan yang lebih rendah.

Kecuali orang-orang beriman dan beramal shaleh, maka untuk mereka upah yang terhingga. QS 95/4-6) Dengan keterangan singkat ini, jelaslah bahwa Al Qur’an bukan saja menjelaskan kenapa adanya hidup kini, tetapi juga memberikan arti hidup serta tujuannya yang harus dicapai oleh setiap diri. Keterangan Al Qur’an seperti demikian dapat diterima akal sehat dan memang hanyalah kitab suci itulah yang mungkin memberikan penjelasan demikian.

Pada intinya, hidup dalam Islam ialah ibadah. Keberadaan kita didunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja pengertian ibadah yang benar, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja, tetapi ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Adz Dzaariyaat:56)

Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad:

عَنْ أبِى هُرَيْرَة (ر) أنَّ رَسُول الله .صَ. قَالَ: إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ:
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ (رواه ابو داود)

“Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.

Allah berfirman dalam QS Al Mulk [67] : 2 yang terjemahnya,

“(ALLAH) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Allah akan menguji manusia melalui hal-hal sebagai berikut sesuai dengan QS Al Baqarah [2]:155-156 sbb,

“dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.”

Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barang siapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barang siapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)

Dalam QS Ali ‘Imran [3]:14,

“dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).“

Yaa Allah, tak ada kehidupan selain kehidupan akhirat. (HR. Bukhari)

QS Adh Dhuha [93]:4,

“dan sesungguhnya hari kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).”

Dalam QS Al Mu’min [40]:39, Allah berfirman,

“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.“

Dalam QS Al Anbiyaa [21]:35,

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.“

 Semoga dengan memahami makna hidup ini dapat menjadikan hidup kita lebih berharga dan berguna. Amin..

Minggu, 03 Januari 2016

HATI-HATI DENGAN KEKERASAN HATI DAN KEKEBALAN JIWA

HATI-HATI DENGAN KEKERASAN HATI
DAN KEKEBALAN JIWA


Berikut ini adalah apa yang telah saya pahami dari keterangan para ustadz/ulama tentang Qur’an surat Al-Anfaal ayat 24

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَجِيبُواْ لِلّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُم لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

8.24. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu , ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.

Hati manusia mudah berbolak balik sebagaimana dalam riwayatkan Bukhari dari Salim, dari Abdullah bahwa ia berkata, “Nabi seringkali bersumpah dengan menggunakan kalimat, ‘Demi Allah yang membolak-balikan hati.’” 

Artinya, demikian cepat Allah kuasa membalikkan dan mengubah berbagai perasaan hati, secepat angin yang bertiup kencang. Disebutkan dalam Al-Qur’an, 

“Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mendindingi (membuat dinding pembatas) antara manusia dan hati.” (QS. Al-Anfaal: 24)

artinya antara manusia dan hatinya ada dinding membatasi sehingga seringkali jiwa manusia menjadi keras dan kebal. semua itu dikarenakan ada manusia yang lebih mencintai kehidupan dunia daripada akherat sehingga sulit dan sangat berat baginya untuk memenuhi seruan Allah dan seruan Rasul. bentangan dan tawaran agama telah ada di depan mata tapi semua itu terasa berat seolah-olah kaki terbenam dalam bumi. 

padahal apabila manusia manusia mau bermujahadah atau bersungguh-sungguh berjuang di jalan Allah maka Allah akan memberi sesuatu yang membawa pada kehidupan. sesuatu yang BIKIN HIDUP LEBIH HIDUP yaitu agama Allah. 

untuk itu saya mengingatkan diri sendiri dan kita semua mari berhati-hati dengan hati kita sendiri bila sudah cenderung lebih mencintai dunia daripada akherat. jangan sampai kita di-ninabobo-kan oleh suasana dan keadaan ketika di rumah, sekolah, kampus, kantor ,di perjalanan dst… ingatlah bahwa hati bisa berbolak-balik dan akan menjadi tebal DINDING DUNIAWInya jika kita tidak selalu berada dalam suasana agama dan bikin suasana agama. 

untuk itu perlu tiga cara: 

1. mendakwahkan pentingnya iman 
2. melatih iman kita dengan berada dalam halaqoh yang bicara iman dan menghidupkan suasana iman 3. berdoa supaya dianugerahi hakekat iman satu riwayat lagi yang perlu kita renungi: 

Dalam hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Abu Syaibah, Aisya ra., berkata, “Nabi SAW sering berdoa dengan mengatakan, ‘Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku untuk selalu taat kepada-Mu.’ Aku pernah bertanya, ‘Ya Rasulullah, kenapa Anda sering berdoa dengan menggunakan doa seperti itu? Apakah Anda sedang marasa ketakutan?’ Beliau menjawab, ‘Tidak ada yang membuatku merasa aman, hai Aisyah. Hati seluruh hamba ini berada di antara dua jari Allah Yang Maha Memaksa. Jika mau membalikkan hati seorang hamba-Nya, Allah tinggal membalikkannya begitu saja.’” 

demikian saja uraian saya. semoga  Allah menjaga hati kita dalam keadaan taat dan ingat kepada Allah di setiap suasana dan keadaan sampai akhir hayat kita.



 
biz.