Terkadang
dalam hidup kita sering mendapatkan cobaan baik besar maupun kecil. Pada setiap
diri kita memiliki cerita dan dosa yang berbeda pula, dan terkadang kebaikan yang
kita lakukanpun akan terlihat bodoh, hina dan kita hidup seperti terasingkan. Mungkin
dalam hati kecil kita pernah menanyakan ‘kebenaran’ tentang ilmu yang tuhan
turunkan sebagai pedoman hidup kita.
RASULULLAH
SAW BERSABDA, “… TIDAKLAH AKU TINGGAL DI
DUNIA MELAINKAN SEPERTI MUSYAFIR YANG BERTEDUH DIBAWAH POHON DAN BERISTIRAHAT
LALU MUSYAFIR TERSEBUT PERGI MENINGGALKANNYA. “[HR TIRMIDZI]
Al
Qur’an menjelaskan bahwa kehidupan kini bukanlah akan berlalu tanpa akibat
tetapi berlangsung dengan catatan atas semua gerak zahir dan batin yang
menentukan nilai setiap individu untuk kehidupan konkrit nantinya dialam akhirat,
dimana kehidupan terpisah antara yang beriman dan yang kafir untuk selamanya.
Dan
berlombalah kepada keampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya sama dengan
luas planet-planet dan Bumi ini, dijanjikan untuk para muttaqien. (QS 3/133) Sungguh
kami ciptakan manusia itu pada perwujudan yang lebih baik. Kemudian kami
tempatkan dia kepada kerendahan yang lebih rendah.
Kecuali
orang-orang beriman dan beramal shaleh, maka untuk mereka upah yang terhingga.
QS 95/4-6) Dengan keterangan singkat ini, jelaslah bahwa Al Qur’an bukan
saja menjelaskan kenapa adanya hidup kini, tetapi juga memberikan arti hidup
serta tujuannya yang harus dicapai oleh setiap diri. Keterangan Al Qur’an
seperti demikian dapat diterima akal sehat dan memang hanyalah kitab suci
itulah yang mungkin memberikan penjelasan demikian.
Pada
intinya, hidup dalam Islam ialah ibadah. Keberadaan kita didunia ini tiada lain
hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja
pengertian ibadah yang benar, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan
haji saja, tetapi ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita.
“Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS
Adz Dzaariyaat:56)
Hadits
riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad:
عَنْ
أبِى هُرَيْرَة (ر) أنَّ رَسُول الله .صَ. قَالَ: إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ
إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ:
صَدَقَةٍ
جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ (رواه ابو داود)
“Apabila
seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah
jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang
mendo’akannya”.
Allah
berfirman dalam QS Al Mulk [67] : 2 yang terjemahnya,
“(ALLAH)
yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Allah
akan menguji manusia melalui hal-hal sebagai berikut sesuai dengan QS Al
Baqarah [2]:155-156 sbb,
“dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.”
Besarnya
pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza
wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barang siapa bersabar
maka baginya manfaat kesabarannya dan barang siapa murka maka baginya murka
Allah. (HR. Tirmidzi)
Dalam
QS Ali ‘Imran [3]:14,
“dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).“
Yaa
Allah, tak ada kehidupan selain kehidupan akhirat. (HR. Bukhari)
QS
Adh Dhuha [93]:4,
“dan
sesungguhnya hari kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu daripada yang
sekarang (permulaan).”
Dalam
QS Al Mu’min [40]:39, Allah berfirman,
“Hai
kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan
sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.“
Dalam
QS Al Anbiyaa [21]:35,
“Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu
dikembalikan.“
Semoga
dengan memahami makna hidup ini dapat menjadikan hidup kita lebih berharga dan
berguna. Amin..